Jumat, 16 November 2012

TBC


PEMBAHASAN
A.      Definisi Tuberkulosis
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi spesifik pada manusia dan hewan, disebabkan oleh Mycrobacterium Tuberculosis dengan perjalanan penyakit yang menahun menimbulkan reaksi yang bermacam-macam terhadap basil tersebut dengan proses penyakit yang dapat setempat pada tempat masuknya diikuti kelainan pada kelenjar regional, tetapi dapat juga menyebar kesemua organ tubuh denagn menumbulkan kerusakan yang progresif. Reaksi jaringan yang khas akibat adanya basil tersebut adalah terjadinya pembentukkan tuberkel.
B.       Distribusi Geografis
Infeksi dengan mikrobakteri ini tersebar luas diseluruh dunia. Sumber infeksi tuberkulosis pada manusia adalah penderita tuberkulosis, tetapi ternak penghasil susu juga dapat berperan.Tingginya angka kesakitan, beratnya penyakit dan jenis-jenis gejala klinik dengan ditimbulkannya dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi, faktor keturunan dan ras dan berbagai faktor lainnya. Kondisi lingkungan hidup misalnya migrasi dari penduduk, faktor nutrisi dan peperangan dapat mempengaruhi perjalanan penyakit baik secara perorangan maupun secara epidemiologis. Dengan demikian distribusi dan prevelensi dari penyakit dapat berubah dengan cepat.
C.      Penyebab Tuberkulosis
Penyebab tuberkulosis pada manusia dan hewan-hewan mamalia lainnya adalah mycrobacterium tuberculosis, mycrobacterium bovis, mycrobacterium avium, dan mycrobacterium microti. Di negara-negara dengan angka tuberkulosis yang tinggi pada sapi perah, infeksi tuberkulosis pada manusia umumnya disebabkan oleh mycrobacterium tipe bovis.
Mycrobacteria adalah organisme berbentuk batang yang kerapkali menunjukkan sifat pleomorfisme, tergantung strainnya dan juga pada sumber biakan, apakah in vivo ataukah in vitro. Ukuran bakteri berkisar antara 1-4 mikron x 0,2 sampai 0,5 mikron. Bakteri ini pada pewarnaan grampositif dan tahan asam yang merupakan sifatnya yang sangat khas. Basil tuberkulosis ini bersifat aerob dan mampu tumbuh dalam biakan sederhana yang mengandung garam mineral, glukosa atau gliserol sebagai sumber karbon, dengan asam amino atau protein hydrolysate sebagai sumber nitrogen. Virulensi kuman dapat ditentukan melalui binatang percobaan atau dengan mengetahui ciri-ciri khas kuman  dalam biakan dan sifat biokimianya.
Diferensiensi berbagai spesies mycrobacterium dapat dilakukan dengan memperhatikan pertumbuhan kuman dan medium Loewenstein, ada tidaknya pembentukkan cord (tali) dalam pertumbuhannya pada medium, benyak sedikitnya produksi asam nikotin, penghambatan oleh streptomissin dan isoniazid dan patogenitas kuman terhdapa binatang percobaan yaitu marmot, kelinci, hamster, tikus, dan kera.
D.      Epidemiologi
Basil tuberkulosis menginfeksi seseorang memalaui pernafasan atau melalui mulut berupa makanan yang berasal dari hewan-hewan sakit. Tuberkulosis merupakan penyakit endemik, oleh karena sekali ia menginfeksi suatu kelompok populasi, penyakit ini akan tetap berada untuk seterusnya dalam populasi tersebut. Meskipun demikian tuberkulosis jarang berubah bentuk menjadi epidemi yang sebenarnya. Terdapat hubungan yang nyata antara insidens infeksi, angka kesakitan dan angka kematian. Insidens infeksi merupakan akibat dari kontak dengan sumber infeksi yaitu sputum penderita yang posistif dengan kuman tuberkulosis yang tidak diisolasi, terutama pada lingkungan hidup yang sangat padat. Insidens sangat dipengaruhi oleh keadaan kesehatan masyarakat, penemuan dini dari penderita dan isolasi penderita-penderita tuberkulosis aktif; sedangkan angka kesakitan dan angka kematian terutama dipengaruhi oleh kepekaan masing-masing individu atau populasi, kepadatan infeksi, efektifitas pengobatan, gizi umum, kegiatan fisik penderita dan faktor-faktor lainnya. Dibanding dengan 100 tahun yang lalu, baik angka kesehatan maupun angka kematian penderita banyak menurun.
E.       Tanda dan Gejala
a.       Berat badan tidak naik atau turun selama lebih dari 4 minggu
b.      Kehilangan gairah dan mungkin juga berat badan selama 2 sampai 3 bulan
c.       Salah satu dari (a/b) yang dijelaskan diatas disertai dengan mengi dan atau batuk yang sesekali dapat menyerupai batuk kejan
d.      Demam atau meriang selama lebih dari 1 minggu tanpa penyebab yang jelas
e.       Salah satu diantara(a,b dan c) serta tanda adanya cairab pekat pada salah satu sisi dada
f.       Perut membuncit terutama bila teraba benjolan dan yang tetap bertahan selama pemberian obat cacing
g.      Diare kronis
h.      Jalan timbang punggung kaki sukar membungkuk
i.        Tulang belakang membungkuk
j.        Sakit kepala dan mudah tersinggung
k.      Pembengkakan kelenjar getah bening
l.        Sinus atau luka yang mengeluarkan secret
m.    Abses kelenjar getah bening
n.      Pembengkakan lutut
F.       Patologi
1.         Tuberkulosis Primer
Jika kuman tuberkulosis menyerang paru orang sehat, reaksi radang akut akan terjadi. Monosit akan menggantikan sel-sel leukosit polimorfonuklear. Basil tuberkulosis yang mengalami fagositosis, ternyata maupun berkembang biak di dalam sel sebaik kemampuannya berkembang biak ekstraseluler, bahkan kerusakan sel dapat terjadi pada masa ini. Penumpukan sel-sel monosit ini kemudian diikiuti dengan pembentukkan sel-sel epitelioid dan sel raksasa langhan. Akhirnya terjadi nekrosis pengijuan di bagian tengah dari granuloma, salah satu yang mempengaruhi terjadinya adalah reaksi hipersensitif  yang lambat. Jika keadaan tuan rumah baik, maka proses penyakit akan segera diakhiri  dengan pembentukan kapsul di sekitar lesi oleh eleman-elemen limfosit dan fibroblas. Sebaliknya jika kondisi tuan rumah baik maka tubercel  akan tumbuh dan berkembang ke jaringan di sekitarnya termasuk saluran limfe, pembuluh darah dan bronki.dengan demikian akan  terjadi penyebaran yang luas,tuberkulosis milier,atau mengenai  satu organ yang jauh dari lesi primer .yang disebut lesi primer adalah daerah terbatas tempat masuknya basil kedalam jaringan untuk pertama kalinya beserta nodusi limfe regional.sering kali lesi primer ini terjadi  didalam paru-paru beserta daerah subpleura dari lobus atas paru dan nodus limfe regional. Semuanya ini disebut Ghon complex. Primer kompleks ini juga dapat terjadi  pada tonsil dan nodus limfe servikal atau pada nodus limfe mesenterik di dalam usus halus.

2.         Tuberkulosis pascaprimer
Reinfeksi  baik secara endogen maupun eksogen dapat terjadi setiap saat sesudah adanya infeksi primer. Jika tuan rumah sangat hipersensitif, maka reaksi deposisi hasil tuberkulosis akan berlangsung dengan proses pengijuan yang ekstensif (caseous pneumonia) dikenal 2 golongan tuberkulosis pascaprimer yaitu tuberkulosis sekunder dan tuberkulosis tertier. Tuberkulosis sekunder berjalan akut dengan manifestasi alergi yang lebih berat, sedangkan tuberkulosisi tertier berjalan kronik dan produktif. Tuberkulosis pada organ urogenital dan tulang serta lupus vulgaris termasuk golongan tuberkulosis tertier, sedangkan meningitis tuberkulosis, tuberkulosis milier leuritis eksudatif dan peritonitis tuberkulosis termasuk golongan tuberkulosis sekunder.
G.      Gambaran Klinik
Gambaran klinik tuberkulosis tergantung pada jenis proses tuberkulosis, lokalisasi proses dan beratnya kelainan. Oleh karena itu, gejala-gejala dan keluhan penderita sangat berbeda-beda tergantung pada lokalisasi dan parahnya penyakit. Meskipun demikian pada umumnya setiap penderita tuberkulosis akan mengalami gejala umum berupa lemah badan, penurunan berat badan, meningkatnya  suhu tubuh, keringat malam sering terjadi, berubahnya gambaran hitung leukosit darah perifer dan meningkatnya laju endap darah. Remisi dan relaps sering terjadi terutama pada tuberkulosis paru.
H.      Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosa tuberkulosis, anamnesa adanya penularan, gambaran klinik dari penyakit dan pemeriksaan sinar X sebaiknya dilakukan bersama-sama. Meskipun demikian, kesalahan menentukan diagnosis masih dapat terjadi. Oleh karena itu diperlukan sarana bantu untu menegakkan diagnosis pasti yaitu tes kulit tuberkulin, menemukan dan membiarkan kuman tuberkulosis dan tes serologi.
Untuk tes tuberkulin dilakukan suntikan intradermal dengan OT (Old Tuberculin) atau PPD (Purified Protein Derivate ). Tes tuberkulin ini dikenal sebagai tes mantoux. Pada orang atau hewan yang terinfeksi kuman tuberkulosa reaksi kulit lambat yang khas akan terjadi dalam waktu 24 jam. Reaksi ini mula-mula berbentuk sebagai daerah yang mengeras kemerahan dan sering kali di ikuti dengan nekrosis sentral. Rekasi ini tetap bertahan dalam waktu paling sedikit 48 jam dan akan semakin panjang apabila terjadi nekrosis. Reaksi kulit dibaca 48 sampai 72 jam sesudah suntikan dengan bahan antigenikn dilakukan. Reaksi silang dapat terjadi dengan penderita yang mengalami infeksi Histoplasma Capsulatum.
Penafsiran arti dari tes kulit adalah sebagai berikut :
a.       Reaksi Positif berarti :
1.      Infeksi yang aktif sedang berlangsung
2.      Infeksi lama yang sudah berhenti
3.      Pernah mendapatkan vaksinasi BCG
4.      Reaksi yang lemah merupakan reaksi yang tidak spesifik
b.      Reaksi Negatif berarti :
1.      Tidak ada infeksi
2.      Fase prealergik infeksi yang baru terjadi
3.      Infeksi lama yang sudah berhenti berjalan ke reaksif negatif
4.      Fase akhir dari anergi
Selain berguna untuk mendukung diagnosis, tes tuberkulin sangat bermanfaat untuk penelitian epidemiologik, pemantauan individu yang sering mengalami reinfeksi dan untuk mencari penderita-penderita baru dalam suatu lingkungan populasi.
Isolasi dari kuman Mycobacterium Tuberculosis pada sediaan berasal dari penderita akan memastikan adanya infeksi tuberkulosis pada seseorang. Meskipun demikian tidak boleh dilupakan bahwa beberapa jenis organisme saprofit ada yang juga bersifat tahan asam. Isolasi dari kuman juga dperlukan jika dilakukan tes kepekaan kuman terhadap obat-obatan.
Diantara tes serologi untuk menegakkan diagnosis tuberkulosis, yang merupakan pilihan pertama adalah tes hemaglutinasi dari middlebrook dubos. Untuk melaksanakan tes ini, sel darah merah tipe O dari manusia atau biri-biri disensitisasi dengan old tuberkulin dan ditambahkan pada serum penderita. Jika terdapat antibodi maka sel darah merah akan mengalami aglutinasi. Salah satu hambatan dalam melaksanakan tes ini adalah adanya kemungkinan terjadinya reaksi positif palsu.
I.         Pengobatan
Sebenarnya pengobatan terhadap penderita-penderita tuberkulosis paling baik jika dilakukan dirumah sakit atau sanatorium, meskipun jenis tertentu  dapat dirawat dirumah penderita sendiri. Obat pilihan untuk tuberkulosis yang mula-mula adalah  kombinasi antara streptomisin, isoniazid dan PAS (Para-Aminosalicylic-Acid) kini berubah ke isonoazid dan pyrazinamide. Salah satu masalah dalam pengobatan tuberkulosis ialah lamanya jangka pemberian obat yang mengurangi kepatuhan penderita dalam melakukan pengobatan secara teratur dan terus-menerus.
Takaran pemberian obat anti tuberkulosa :
1.      Isoniazid        :  Dewasa 5-10 mg/kg BB/hari
   Anak 15-20 mg/kg BB/hari
2.      Etambutol      :  15-25 mg/kg BB/hari
3.      Rifampisin      :  Dewasa 450-600 mg dosis tunggal perhari
   Anak 10-20 mg/kg BB/hari, tidak lebih dari 600 mg
4.      Streptomisin   :  0,75-1 gram perhari\
5.      Pyrazinamide :  20-35 mg/kg BB/hari
Salah satu pengobatan tuberkulosis cara kombinasi yang saat ini dianjurkan adalah :
a.       Empat minggu pertama penderita mendapatkan rifampisin 450 mg, 400 mg isoniazid dan 1500 mg pyrazinamide setiap hari
b.      Sesudah itu paling sedikit 12 minggu kemudian diberikan 600 mg rifampisin dan 700 mg isoniazid 2 kali seminggu
c.       Pengobatan kombinasi dilakukan oleh karena mulai terjadinya kekebalan kuman tuberkulosis  terhadap isoniazid dan berbagai obat antituberkulosis lainnya
J.         Pencegahan
1.      Mencegah Infeksi
Cara yang paling utama untuk mencegah terjadinya penularan adalah menemukan penderita-penderita yang aktif atau yang sputumnya positif. Pendidikan kesehatan dan penjelasan perihal cara penularan penyakit tuberkulosis pada penderita hendaknya dilakukan untuk mengurangi penyebaran kuman tersebut.
2.      Imunisasi Aktif
Pemberian vaksin BCG merupakan tindakan yang paling praktis untuk mencegah tuberkulosis di banyak negara. Dengan vaksinasi ini maka angka kesakitan maupun kematian akibat tuberkulosis bisa ditekan serendah mungkin. Vaksin BCG dapat diberikan dengan cara suntikan intradermal atau secara multiple puncture. Di negara-negara dengan angka kematian yang tinggi akibat tuberkulosis, vaksinasi hendaknya diberikan kepada seluruh penduduk sedangkan bila angka kematian akibat tuberkulosis sangat rendah, hanya orang-orang yang bekerja dirumah sakit misalnya dokter, perawat, mahasiswa kedokteran dan labolatorium, orang-orang yang berhubungan dengan penderita tuberkulosis di rumah penderita dan petugas-petugas rummah perawatan sakit jiwa dan penjara, diberikan vaksinasi BCG.
3.      Pengobatan Pencegahan
Memberikan obat-obatan anti tuberkulosis terhadap orang-orang sehat sebagai pencegahan terhadap infeksi tuberkulosis masih belum jelas efek dan kegunaannya. Apalagi obat-obatan anti tuberkulosis harus diberikan untuk waktu yang panjang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar