Jumat, 16 November 2012

GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY)




A.      Pengertian Yodium
Yodium merupakan zat essensial bagi tubuh, karena merupakan komponen dari Hormon tiroksin. Terdapat dua ikatan organik yang menunjukkan bioaktifitas hormon ini, ialah trijodotyronin T3 dan Tetrajodotyronin T4, yang terakhir juga disebut juga Tiroksin. (Sediaoetama, 2006). Dalam tubuh terkandung sekitar 25 mg yodium yang tersebar dalam semua jaringan tubuh, kandungannya yang tinggi yaitu sekitar sepertiganya terdapat dalam kelenjar tiroid dan yang relatif lebih tinggi dari itu ialah pada ovari, otot, dan darah.
Yodium diserap dalam bentuk yodida, yang di dalam kelenjar tiroid dioksidasi dengan cepat menjadi yodium, terikat pada molekul tirosin dan tiroglobulin. Selanjutnya tiroglobulin dihidrolisis menghasilkan tiroksin dan asam amino beryodium, tiroksin terikat oleh protein. Asam amino beryodium selanjutnya segera dipecah dan menghasilkan asam amino dalam proses deaminasi, dekarboksilasi dan oksidasi (Kartasapoetra, 2005).
B.       Anjuran Asupan Yodium Setiap Hari Di Dalam Makanan
  1. Dosis 50 µg/hari untuk kisaran usia 0-12 Bulan.
  2. Dosis 90 µg/hari untuk kisaran usia 1-6 tahun.
  3. Dosis 120 µg/hari untuk kisaran usia 7-12 tahun.
  4. Dosis 150 µg/hari untuk kisaran usia 12-Dewasa.
  5. Dosis 200 µg/hari untuk kisaran Ibu hamil dan menyusui. (Arisman, 2004).
C.       Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
Gangguan akibat kekurangan yodium adalah sekumpulan gajala yang dapat ditimbulkan karena tubuh seseorang kekurangan unsur yodium secara terus-menerus dalam waktu cukup lama. (DepKes RI, 2000).
Gangguan akibat kekurangan yodium adalah rangkaian kekurangan yodium pada tumbuh kembang manusia, Sprektum seluruhnya terdiri dari gondok dalam berbagai stadium, kretin endemik yang ditandai terutama oleh gangguan mental, gangguan pendengaran, gangguan pada aak dan dewasa, sering dengan kadar hormon rendah angka lahir dan kematian janin meningkat (supariasa, 2001).
D.      Masalah Yang Timbul Akibat Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
1.      Defisiensi pada janin
Pengaruh utama defisiensi yodium pada janin ialah kretinisme endemis. Gejala khas kretinisme terbagi menjadi dua jenis, yaitu jenis saraf yang menampilkan tanda dan gejala seperti kemunduran mental, bisu-tuli dan diplegia spastik. Jenis kedua yaitu bentuk miksedema yang memperlihatkan tanda hipotiroidisme dan dwarfisme (Arisman, 2004)
2.      Defisiensi pada bayi baru lahir.
Selain berpengaruh pada angka kematian, kekurangan yang parah dan berlangsung lama akan mempengaruhi fungsi tiroid bayi yang kemudian mengancam perkembangan otak secara dini. (Arisman, 2004)
3.      Defisiensi pada anak dan remaja
Kekurangan yodium pada anak khas terpaut dengan insiden gondok. Angka kejadian gondok meningkat bersama usia, dan mencapai puncaknya setelah remaja. Prevalensi gondok pada wanita lebih tinggi daripada lelaki. Total Goitre Rate (TGR) anak sekolah lazim digunakan sebagai petunjuk dalam perkiraan besaran GAKY masyarakat suatu daerah. Gangguan pada anak dan remaja akibat kekurangan Yodium yaitu Gondok, hipoiroidisme Juvenile dan perkembangan fisik terhambat. (Arisman, 2004)
4.      Defisiensi pada Dewasa
Pada orang dewasa, kekurangan yodium menyebabakan keadaan lemas dan cepat lelah, produktifitas dan peran dalam kehidupan sosial rendah (isna, 2009), Gondok dan penyulit, Hipotiroidisme, Hipertiroidisme diimbas oleh yodium. (Arisman, 2004).
5.      Defisiensi pada ibu hamil
Pada ibu hamil menyebabkan keguguran spontan, lahir mati dan kematian bayi, mempengaruhi otak bayi dan kemungkinan menjadi cebol pada saat dewasa nanti. Seorang ibu yang menderita pembesaran gondok akan melahirkan bayi yang juga menderita kekurangan yodium. Jika tidak segera diobati, maka pada usia 1 tahun, sudah akan terjadi pembesaran pada kelenjar gondoknya. (Isna, 2009).
6.      Defisiensi pada semua usia
Bentuk gangguannya : Kepekaan terhadap radiasi nuklir meningkat (Arisman, 2004)
E.       Penanggulangan Dan Pencegahan Akibat Kekurangan Yodium
a.     Penanggulangan
1.      Garam beryodium. Sesuai Kepres no 69, 13 Oktober 1994,mewajibkan semua garam yang dikonsumsi,baik manusia maupun hewan ,diperkaya dengan yodium sebanyak 30-80 ppm (Erna, 2004)
2.      Suplementasi yodium pada binatang
3.      Suntikan minyak beryodium (Lipiodol)
4.      Kapsul minyak beryodium. (Arisman,2004).


b.       Pencegahan
Secara relatif, hanya makanan laut yang kaya akan yodium : sekitar 100 μg/100 gr. Pencegahan dilaksanakan melalui pemberian garam beryodium. Jika garam beryodium tidak tersedia, maka diberikan kapsul minyak beryodium setiap 3, 6 atau 12 bulan, atau suntikan ke dalam otot setiap 2 tahun. (Arisman,2004).
F.        Kandungan yodium dalam makanan
Jenis makanan Keadaan segar(µ/gram) Keadaan kering(µ/gram)
1.    Ikan air tawar 17 – 40  68 - 194
2.    Ikan air laut 163-3180  471-4591
3.    Kerang 308-1300  1292-4987
4.    Daging hewan 27-97 -
5.    Susu 35-56 -
6.    Telur (93) -
7.    Serealia biji 22-72   34-92
8.    Buah 0-29  62-277
9.    Tumbuhan polong 23-36   223-245
10.                        Sayuran 12-201  204-1636
(Arisman, 2004)

G.      Pengertian Garam Beryodium
Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya dengan yodiumyang dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan kecerdasan.
Garam beryodium adalah garam natrium Clorida yang diproduksi melalui proses Yodisasi yang memenuhi Standart Nasional indonesia (SNI), mengandung yodium antara 30-80 ppm untuk konsumsi manusia atau ternak, pengasinan, ikan dan bahan penolong industri pangan kecuali untuk pemboran minyak, Chlor Alkali Plan (CAP) dan industri kertas pulp (Depkes RI, 2000).
a.    Persyaratan garam sehat
1.    Garam sehat adalah garam konsumsi yang telah difortifikasi dengan yodium yang cukup untuk kebutuhan tubuh yang mengandung kadar yodium antara 30-40 ppm dan kandungan air ≤ 5%.
2.    Garam Yodium diharuskan dikonsumsi seluruh penduduk baik di daerah endemik maupun daerah bukan endemic
3.    Konsumsi garam yodium rata-rata per orang 10 gr per hari dan kebutuhan ion yodium sebesar 150-200 mikrogram per orang per hari bila konsumsi rata-rata.
b.    Pengelolaan Garam Sehat
1). Penyimpanan
Garam yodium perlu disimpan di bejana atau wadah tertutup, Tidak kena cahaya, Tidak dekat dengan tempat lembab air, hal ini untuk menghindari penurunan kadar yodium dan meningkatkan kadar air, karena kadar yodium menurun bila terkena panas dan kadar air yang tinggal akan melekatkan yodium. (Palupi, 2008).
2). Penggunaan Garam Yodium
Tidak dibubuhkan pada sayuran mendidih, tetapi dimasukan setelah sayuran diangkat dari tungku karena kadar kalium Iodate (KIO3) dalam makanan akan terjadi penurunan setelah dididihkan 10 menit.
Kadar Yodium juga akan menurun pada makanan yang asam, makin asam makanan, makin mudah akan menghilangkan KIO3 dari makanan tersebut. (Palupi, 2008).

c.    Proses Perusak terhadap Kandungan yodium
1.    Merebus (terbuka) kadar yodium hilang ± 50 %
2.    Menggoreng kadar yodium hilang ± 35 %
3.    Memanggang kadar yodium hilang ± 25 %
4.    Brengkesan atau pepesan kadar yodium hilang ± 10 %.
H.      Pengertian Kapsul Yodium
Kapsul yodium adalah preparat minyak beryodium dengan dosis tinggi dan tiap kapsul berisi 200 mg yodium dalam larutan minyak.
a.         Sasaran
Kapsul yodium diberikan kepada penduduk yang tinggal di daerah endemik sedang dan berat (prevalensi ≤ 20%) setiap tahun sekali dengan ketentuan :
1.      Laki-laki : 0-20 tahun
2.      Perempuan : 0-30 tahun
3.      Semua ibu hamil dan menyusui
I.         Dosis pemberian Kapsul yodium
Kelompok Umur ( Tahun) Dosis pemberian kapsul yodium/tahun
1.         Bayi 0-1 ½ kapsul/tahun
2.         Balita 1-5 1 kapsul/tahun
3.         Wanita 6-35 2 kapsul/tahun
4.         Pria 6-20 2 kapsul/tahun
5.         Wanita hamil dan menyusui- 2 kapsul/tahun (Depkes, 2000)


II.      Anemia
a.    Resep ramuan tradisional yang bisa digunakan untuk mengatasi anemia. Untuk lebih jelasnya, simak uraian bahan dan cara meraciknya berikut ini.
Ramuan 1



Bahan-bahan
Satu genggam daun bayam duri, satu buah kuning telur, dan satu sendok makan madu.
Cara membuat
Daun bayam duri dicuci bersih dan digiling sampai halus. Lalu campurkan setengah gelas air masak, peras, dan saring. Masukkan satu buah kuning telur ayam dan satu sendok makan madu, lalu dikocok sampai tercampur merata.
Cara memakai
Diminum dua kali sehari dengan dosis satu gelas setiap kali minum.
Ramuan 2



Bahan-bahan
Setengah genggam akar tapak liman, satu sendok makan madu murni, dan dua sendok teh air perasan jeruk nipis.
Cara membuat
Akar tapak liman dicuci bersih lalu digiling sampai halus. Tuangkan satu sendok makan madu murni dan dua sendok teh air jeruk nipis, peras dan saring airnya.
Cara memakai
Diminum dua kali sehari dengan dosis tiga sendok makan sekali minum.
Ramuan 3
Bahan-bahan
Anakan pohon pisang kepok dan garam.
Cara membuat
Potong anakan pohon pisang kepok yang baru setinggi sejengkal, lalu cuci sampai bersih dan diparut. Bubuhi satu sendok makan garam dan air secukupnya, lalu peras dan saring airnya.
Cara memakai
Diminum dua kali sehari dengan dosis tiga sendok makan sekali minum.
b.    Anemia dapat disembuhkan dengan mengkonsumsi tablet besi ataupun Tablet Tambah Darah (TTD). Ibu hamil pada umumnya diberikan dosis sebanyak satu tablet setiap hari berturut-turut selama 90 hari saat masa-masa kehamilan.

TTD tersebut mengandung 200 mg ferrosulfat, yang mana hal tersebut setara dengan 60 miligram besi elemental dan 0.25 mg asam folat. Dalam beberapa kasus, pemberian preparat besi ini mempunyai efek samping. Efek samping tersebut diantaranya berupa mual, nyeri lambung, muntah, diare, serta kesulit buang air besar. Untuk mencegah efek samping tersebut terjadi dianjurkan mengkonsumsi TTD setelah makan saat malam hari.
III.   Kurang gizi
1.      Pengertian Nutrisi Dalam Kehamilan
Nutrisi pada ibu hamil adalah makanan yang memenuhi menu seimbang. Menu seimbang yaitu menu yang pas takaran semua zat gizinya yang dibutuhkan tubuh ibu hamil setiap harinya.
2.      Penyebab Kurang Nutrisi
Penyebab kurangnya nutrisi pada ibu hamil yaitu kurang pengetahuan dan motivasi tentang nutrisi serta ekonomi yang rendah.
3.      Tanda dan Gejala kurang Nutrisi
a. Tidak bergairah
b. Lesu
c. Kurus
d. Mudah lelah
e. Bingung
f. Tidak ada nafsu makan
g. Pucat
4.      Akibat kurang nutrisi
a. Gangguan pada ibu
b. Pertumbuhan serta perkembangan janin terhambat
c. Bayi lahir preterm (sebelum waktunya)
d. Bayi lahir kecil
5.      Cara untuk mengatasi masalah nutrisi pada ibu hamil.
a. Memantau kenaikan berat badan ibu hamil
b. Memotivasi ibu hamil untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi sesuai diet.
6.      Tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah kurang nutrisi pada ibu hamil.
Tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah kurangnya nutrisi pada ibu hamil yaitu dengan memperhatikan kebutuhan nutrisi ibu hamil.
7.      Jenis nutrisi untuk ibu hamil
a.    Nutrisi yang mengandung zat besi, protein dan Vitamin C.
1) Bahan makanan yang mengandung zat besi
a)    Umbi : beras ketan hitam.
b)   Kacang-kacangan, biji-bijian dan hasil olahannya : kacang kedelai (kering dan basah), kacang hijau, kacang merah, (segar rebus, kering rebus), kecap, ketumbar, oncom kedelai, oncom pepes, tempe kedelai murni.
c)    Daging dan hasil olahannya : ayam, hati sapi, daging sapi, usus sapi, otak.
d)   Telur dan hasil olahannya : telur ayam, kuning telur ayam, telur bebek.
e)    Ikan, kerang, udang dan hasil olahannya.
f)    Sayur dan olahannya : bayam (segar, kukus), daun bawang, daun kacang panjang, daun ubi jalar, daun katuk, daun singkong (rebus), daunt alas, kangkung (rebus), selada air, pecai.
g)   Buah-buahan : alpukat, belimbing, jambu biji, durian, kedondong, pepaya, salak, pisang siam
h)   Susu dan hasil olahannya : keju, susu kambing, susu sapi
i)     Serba-serbi : daun cincau, jahe, kunyit, serbuk coklat, teh, coklat manis dan batang.
j)     Makanan jajanan : bacang (1bh), bika ambon (1 pt), bakso (1 ps), gado-gado, karedok, keripik tempe goreng, siomay, toge goreng dan tempe goreng.
2)        Bahan makanan yang mengandung protein hewani seperti : hati, ikan, daging, telur, dll, sumber nabati seperti sayur hijau, tempe, tahu, dan buah-buahan , Kacang-kacangan dan padi-padian,
3)        Bahan makanan yang mengandung vitamin C : kentang, pepaya, tomat, jeruk
4)        Hindari konsumsi bahan makanan yang mengandung zat-zat yang dapat menghambat penyerapan zat besi seperti : kopi, fosvitin dalam kuning telur, protein kedelai, calsium dan serat yang terdapat dalam bahan makanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar