Selasa, 13 November 2012

PEMERIKSAAN FISIK KEPALA DAN MUKA ( MATA, TELINGA, GIGI, MULUT, TENGGOROKAN, LEHER)


PEMBAHASAN

A.      Pengertian Pemeriksaan Fisik.
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien.
Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan berakhir pada anggota gerak. Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk menentukan masalah kesehatan klien. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah:
a)         Inspeksi
b)        Palpasi
c)         Perkusi
d)        Auskultasi

B.       Macam-macam Pemeriksaan Fisik
1.    Pemeriksaan Kepala.
a.    Tujuan
·      Mengetahui bentuk dan fungsi kepala.
·      Mengetahui kelainan yang terdapat dikepala.
b.    Persiapan Alat
·      Lampu.
·      Sarung tangan ( jika diduga terdapat lesi/luka).

c.    Prosedur pelaksanaan.
Inspeksi
·      Atur posisi klien duduk atau berdiri.
·      Anjurkan untuk melepas penutup kepala, kaca mata, dll.
·      Lakukan inspeksi mengamati bentuk kepala, kesimetrisan dan keadaan kulit kepala.
·      Inspeksi penyebaran, ketebalan, kebesihan dan tekstur, warna rambut.
·      Ukuran, bentuk dan posisi kepala terhadap tubuh, Normal kepala tegak lurus dan digaris tengah tubuh. Tulang kepala umumnya bulat dengan tonjolan frontal dibagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
Palpasi
·      Atur posisi duduk atau berdiri.
·      Anjurkan untuk melepas penutup kepala, kaca mata.
·      Pakai sarung tangan (terutama jika terdapat luka/lesi dikepala).
·      Lakukan palpasi dengan gerakan memutar yang lembut menggunakan ujung jari, lakukan mulai dari depan turun kebawah melalui garis tengah kemudian palpasi setiap sudut garis kepala.
·      Rasakan apakah terdapat benjolan / massa, tanda bekas luka dikepala, pembengkakan, nyeri tekan. Jika hal itu ditemukan perhatikan berapa besrnya / luasnya, bagaimana konsistensinya, dan dimana kedudukannya, apakah didalam kulit, pada tulang atau dibawah kulit terlepas dari tulang.
Auskultasi
Tempatkan diafragma stetoskop pada daerah oksipital, temporal dan orbital, lalu dengarkan apakah ada suara bruit.
Teknik pemeriksaan
Kemungkinan yang ditemukan
Rambut, termasuk kuantitas, penyebaran dan tekstur.
Kasar dan getas pada miksedema , halus pada hipertiroidisme.
Kulit kepala, termasuk benjolan atau lesi.
Kista pilar, psoriasis.
Tulang tengkorak, termasuk ukuran dan kontur.
Hidrosefalus, lekukan pada kulit kepala karena trauma.
Wajah, termasuk simetri dan ekspresi wajah.
Paralisis wajah, emosi
Kulit, termasuk warna, tekstur, penyebaran rambut dan lesi.
Pucat, halus, tumbuh rambut yang berlebihan
Jerawat, kanker kulit.

2.    Pemeriksaan wajah
v  Pemeriksaan mata
a.       Tujuan.
·      Mengetahui bentuk dan fungsi mata.
·      Mengetahui adanya kelainan pada mata.
b.      Persiapan alat.
·      Senter kecil
·      Surat kabar / majalah
·      Kartu snellen
·      Penutup mata
·      Sarung tangan (jika pelu )
c.       Prosedur pelaksanaan
Inspeksi
*      Kelopak mata.
·      Anjurkan klien melihat lurus kedepan
·      Bandingkan mata kiri dan kanan, inspeksi posisi dan warna kelopak mata
·      Anjurkan klien untuk memejamkan mata
·      Amati bentuk dan keadaan kulit pada kelopak mata, serta pada pinggir kelopak mata dan catat setiap kelainan yang ada
·      Amati pertumbuhan rambut pada kelopak mata dan posisi bulu mata
·      Untuk inspeksi kelopak mata bawah, minta klien untuk membuka mata. Perhatikan frekuensi refleks berkedip mata.
*        Konjungtiva dan sklera
·      Anjurkan klien untuk melihat lurus kedepan
·      Tarik kelopak mata bagian bawahke bawah dengan menggunakan ibu jari
·      Gunakan sarung tangan jika ada secret di tepi kelopak mata
·      Amati keadaan konjungtiva dan kantung konjungtiva bagian bawah, catat jika terdapat infeksi, pus atau warnanya tidak normal / anemis
·      Jika diperlukan, amati konjungtivabagian atas, yaitu dengan membuka atau membalikkelopak mata atas dengan posisi pemeriksa berdiri dibelakang klien
·      Amati warna sclera ketika memeriksa konjungtiva
*        Kornea
·      Berdiri di sisi klien, lalu dengan cahay tidak langsung, inspeksi kejernihan dan tekstur kornea
·      Lakukan uji sensitivitas kornea, dengan menyentuhkan gulungan kapas seteril untuk melihat reaksi berkedip
*        Pupil dan iris
·      Atur pencahayaan kamar menjadi sedikit redup
·      Pegang kepala dan dagu klien agar tidak bergerak-gerak
·      Inspeksi ukuran, bentuk, keselarasan pupil, dan reaksi terhadap cahaya
·      Uji refleks pupil terhadap cahaya:
Ø Sinari pupil klien dengan senter dari samping
Ø Amati mengecilnya pupil yang sedang disinari
Ø Lakukan pada pupil yang lain
·      Periksa refleks akomodasi:
Ø Anjurkan klien untuk menatap suatu objek yang jauh ( dinding yang jauh ).
Ø Anjurkan klien untuk menatap objek, pemeriksa ( jari / pensil ) yang dipegang 10cm dari batang hidung klien.
Ø Amati perubahan  pupil dan akomodasi melalui konstriksi saat melihat objek yang dekat
*        Pergerakan bola mata
·      Anjurkan klien untuk melihat lurus ke depan.
·      Amati kedua bola mata apakah diam atau nistagmus (pergerakan secara spontan ).
·      Amati bentuk, frekuensi ( cepat atau lambat ), amplitude (luas atau sempit) bola mata, jika ditemukan nistagmus.
·      Amati apakah kedua mata memandang lurus ke depan atau salah satu deviasi.
·      Luruskan jari telunjuk dan dekatkan pada klien dengan jarak 15 – 30 cm.
·      Instruksikan klien agar mengikuti gerakan jari pemeriksa ke-8 arah tatapan utama, yaitu atas dan bawah, kanan dan kiri, diagonal ke atas dank e bawah kiri, diagonal ke atas dank e bawah kanan.
*        Medan penglihatan
·      Pemeriksa berdiri di depan klien kira – kira 60 cm.
·      Tutup mata yang tidak di periksa (pemeriksa ataupun klien).
·      Instruksikan klien untuk melihat lurus ke depan dan memfokuskan pada satu titik pandang.
·      Gerakkan jari pada jarak yang sebanding dengan panjang lengan di luar lapang penglihatan.
·      Minta klien untuk memberitahu pemeriksa jika ia melihat jari pemeriksa.
·      Perlahan tarik jari pemeriksa mendekat. Jaga jari agar selalu tetap di tengah antara pemeriksa dank lien.
·      Kaji mata sebelahnya.
*        Penglihatan warna
·      Siapkan kartu Ichihara.
·      Pastikan ruangan cukup terang.
·      Instruksikan klien untuk menyebutkan gambar atau angka yang ada pada kartu tersebut.
Palpasi mata
·           Anjurkan klien untuk memejamkan mata.
·           Palpasi kedua mata dengan jari telunjuk di atas kelopak mata sisi kiri dan sisi kanan.
·           Dengan menekan – nekan bola mata, periksa nilai konsistensinya dan (adanya) nyeri tekan.

Auskultasi mata
·           Instruksikan klien untuk menutup kelopak mata.
·           Letakkan bagian diafragma stetoskop pada kelopak mata.
·           Perhatikan adanya bising.

Teknik pemeriksaan
Kemungkinan yang di temukan
Uji ketajaman pandang kiri masing-masing mata.
Ketajaman menghilang
Kaji lapang pandang, jika ada indikasi.
Hemianopsia, kelainan quadrantik
Inspeksi

·         Posisi dan kesejajaran mata
Eksoftalmus, strabismus
·         Alis mata
Dermatitis seborea
·         Kelopak mata
Bintil, kalazion, ekstropion, ptosis, xantelasma
·         Apparatus lakrimalis
Pembengkakan sakus lakrimalis
·         Sklera dan konjungtiva
Mata merah, ikterik
·         Kornea, iris, dan lensa
Opaksitas corneal, katarak
Periksa pupil terhadap

·         Ukuran, bentuk, dan simetri
Miosis, midriasis, anisokor
·         Reaksi terhadap cahaya, dan jika hal ini abnormal
Kerusakan pada saraf ketiga paralisis
·         Reaksi dekat
Berguna pada pupil tonik, pupil Argyll Robertson
Kaji otot – otot ekstraokuler dengan mengamati

·         Refleksi corneal dari cahaya garis tengah
Ketidakseimbangan muscular
·         Ke enam arah cardinal kilas pandang
Strabismus paralitik atau nonparalitik, nistagmus, kelambanan kelopak mata
·         Konvergen
Buruk pada hipertiroidisme
Inspeksi fundi dengan sebuah optalmoskop, termasuk

·         Refleks merah
Katarak, mata artificial
·         Diskus optikus
Papiledema, glukomatosa cupping, atrofi optikus
·         Arteri, vena dan persimpangan A-V
Perubahan hipertensif
·         Perbatasan retina. Perhatikan adanya lesi
Hemoragi, eksudat, bercak katun – wol, mikroanurisme, pigmentasi
·         Area macular
Degenerasi macular
·         Struktur anterior
Floater vitreosa, katarak

v  Pemeriksaan telinga.
a.         Tujuan.
Mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang telinga, dan fungsi pendengaran.
b.         Persiapan alat.
·      Arloji berjarum detik
·      Garpu tala
·      Speculum telinga
·      Lampu kepala
c.         Prosedur Pelaksanaan.
Inspeksi dan palpasi telinga luar.
·      Bantu klien dalam posisi duduk, jika memungkinkan
·      Posisi pemeriksa menghadap kesisi telinga yang dikaji
·      Atur pencahayaan dengan menggunakan auroskop, lampu kepala, atau sumber cahaya lain sehingga tangan pemeriksa bebas bekerja
·      Inspeksi telinga luar terhadap posisi, warna, ukuran, bentuk, hygiene, (adanya) lensi/massa, dan kesimetrisan. Bandingkan dengan hasil normal
·      Lakukan palpasi dengan memegang telinga dengan menggunakan jari telunjuk dan jempol.
·      Palpasi kartilago telinga luar secara sistematis, yaitu dari jaringan lunak kejaringan keras dan catat jika ada nyeri
·      Lakukan penekanan pada areatragus ke dalam dan tulang telinga dibawah daun telinga
·      Bandingkan telinga kiri dan telinga kanan
·      Inspeksi lubang pendengaran eksternal dengan cara berikut
Ø Pada orang dewasa, pegang daun telinga/heliks dan perlahan-lahan tarik daun telinga keatas dan kebawah sehingga lurus dan menjadi mudah diamati
Ø Pada anak-anak, tarik daun telinga kebawah
·      Periksa adanya peradangan, pendarahan, atau kotoran/serumen pada lubang telinga.

Pemeriksaan pendengaran
*   Menggunakan bisikan
·      Atur posisi klien berdiri membelakangi  pemeriksa pada jarak 4-6 m.
·      Instruksikan klien untuk menutup salah satu telinga yang tidak diperiksa
·      Bisikan suatu bilangan, missal “tujuh enam”
·      Minta klien untuk mengulangi bilangan yang didengar
·      Periksa telinga yang lainya dengan cara yang sama
·      Bandingkan kemampuan mendengar telinga kanan dan kiri klien
*   Menggunakan arloji
·      Ciptakan suasana ruangan yang tenang
·      Pegang arloji dan dekatkan ke telinga klien
·      Minta klien untuk member tahu pemeriksa jika ia mendengar detak arloji
·      Pindahkan posisi arloji perlahan-lahan menjauhi telinga dan meminta klien untuk member tahu pemeriksa jika ia tidak mendengar detak arloji. Normalnya, klien masih mendengar sampai jarak 30 cm dari telinga.
*   Menggunakan garpu tala
Pemeriksaan Rinne
·         Pegang garpu tala pada tangkainya dan pukulkan ketelapak tangan atau buku buku jari tangan yang berlawanan.
·         Letakan tangkai garpu tala pada prosesus mastoideus klien
·         Anjurkan klien untuk member tahu pemeriksa jika ia tidak merasakan getaran lagi
·         Angkat garpu tala dan dengan cepat tempatkan  didepan lubang telinga klien 1-2 cm dengan posisi garpu tala paralel terhadap lubang telinga klien.
·         Instruksikan klien untuk member tahu apakah ia masih mendengar suara atau tidak.
·         Catat hasil pemeriksaan pendengaran tersebut.
Pemeriksaan weber
·         Pegang garpu tala pada tangkainya dan pukulkan ke telapak tangan atau bukku jari tangan yang berlawanan.
·         Letakan tangkai garpu tala di tengah puncak kepala klien.
·         Tanyakan pada klien apakah bunyi terdengar sama jelas pada kedua telinga atau lebih jelas pada salah satu telinga.
·         Catat hasil pendengaran pemeriksaan tersebut.
Teknik Pemeriksaan
Kemungkinan yang Ditemukan
Daun telinga

Lakukan Inspeksi
Keloid, kista epidermoid
Jika Anda menduga adanya otitis

·         Gerakan daun telinga keatas dan kebawah, dan tekan pada tragus.
Menyebabkan nyeri pada otitis eksterna.
·         Tekan dengan kuat di belakang daun telinga.
Mungkin akan nyeri tekan pada otitis media dan mastoiditis.
Lubang telinga dan gendang telinga.

Tarik daun telinga keatas, kebelakang dan sedikit keluar.

Inspeksi, melalui speculum otoskop,

·         Lubang telinga
Serumen, otitis eksterna
·         Gendang telinga
Otitis media akut, otitis media serosa, timpono-sklerosis, perforasi.
Pendengaran

Kaji ketajaman pendengaran terhadap bisikan atau suara pembicaraan.

Jika pendengaran menghilang, gunakan garpu tala 512-Hz untuk
Uji ini membantu membedakan antara ketulian konduksi dengan kehilangan pendengaran secara sensorineural.
·         Uji lateralisasi (uji Weber)

·         Bandingkan konduksi udara dan konduksi tulang (uji Rinne)



v  Pemeriksaan hidung.
a.         Tujuan
·      Mengetahui bentuk dan fungsi hidung.
·      Menentukan kesimetrisan struktur dan adanya inflamasi atau infeksi.
b.         Persiapan alat.
·      Speculum hidung.
·      Senter kecil.
·      Lampu penerangan.
·      Sarung tangan (jika diperlukan).
c.         Prosedur pelaksanaan.
Inspeksi dan palpasi hidung bagian luar.
·      Pemeriksa duduk berhadapan dengan klien.
·      Atur penerangan.
·      Amati bentuk dan tulang hidung bagian luar dari sisi depan,samping, dan atas.
·      Amati keadaan kulit hidung terhadap warna dan adanya pembengkakan.
·      Amati  kesimetrisan lubang hidung.
·      Observasi  pengeluaran dan pelebaran nares (lubang hidung). Jika terdapat pengeluaran (secret, darah, dll), jelasakan karakter, jumlah dan warnanya.
·      Lakukan palpasi lembut pada batang dan jaringan lunak hidung terhadap nyeri, massa.
·      Letakkan satu jari pada masing-masing sisi arkus nasal dan memapalsinya dengan lembut,lalu gerakan jari dari batang ke ujung hidung.
·      Kaji mobilitas septum hidung.
Inspeksi hidung bagian dalam.
·      Pemeriksa duduk berhadapan dengan klien.
·      Pasang lampu kepala.
·      Atur lampu agar dapat secara adekuat menerangi lubang hidung.
·      Tekan hidung secara lembut untuk mengelevasikan ujung hidung dan lakukan pengamatan bagian anterior lubang hidung.
·      Amati posisi septum hidung
·      Pasang ujung speculum hidung pada lubang hidung sehingga rongga hidung dapat diamati.
·      Amati kartilago  dan dinding-dinding rongga hidung serta selaput lender pada rongga hidung (warna, sekresi, bengkak).
·      Lepas speculum secara perlahan-lahan.
Teknik Pemeriksaan
Kemungkinan yang Ditemukan
Inspeksi hidung eksternal

Inspeksi, melalui speculum,

·         Mukosa hidung yang menutupi septum dan turbisani, perhatikan warnanya dan setiap pembengkakan
Pembengkakan dan warna merah pada rintis oleh virus, bengkak dan pucat pada rintis alergik; polip; ulkus karena penggunaan kokain.
·         Septum nasi terhadap posisi dan integritas
Penyimpangan, perforasi
Palpasi sinus terhadap nyeri tekan:
Nyeri tekan pada sinusitis akut
·         Frontal

·         Maksilaris


v  Pemeriksaan Mulut.
a.         Tujuan
Mengetahui bentuk dan setiap kelainan mulut.
b.      Persiapan alat
·      Senter kecil
·      Sudip lidah
·      Sarung tangan bersih
·      Kasa
c.       Prosedur pelaksanaan
     Inspeksi mulut
·      Atur duduk klien berhadapan dengan pemeriksa dan tingginya sejajar.
·      Amati bibir klien untuk mengetahui warna bibir, kesimetrisan, kelembaban, dan apakah ada kelainan konginetal, bibir sumbing,pembengkakan, lesi, atau ulkus.
·      Instruksikan klien untuk membuka mulut guna mengamati gigi klien.
·      Atur penerangan yang cukup, jika diperlukan gunakan sudip lidah untuk menekan lidah sehingga gigi akan tampak lebih jelas.
·      Amati keadaan, jumlah, ukuran, warna, kebersihan, karies,dll.
·      Amati keadaan gusi, (adanya) lesi, tumor, pembengkakan.
·      Observasi kebersihan mulut dan (adanya) bau mulut/halitosis.
·      Amati lidah terhadap kesimetrisan dengan cara meminta kilen untuk menjulurkan lidahya, lalu amati warna, kesejajaran, atau( adanya) kelainan.
·      Amati semua bagian mulut termasuk selaput lender mulut dengan me,eriksa warna, sekresi, (adanya) peradangan, perdarahan, ataupun ulkus.
·      Tarik lembut bibir kebawah menjauhi gigi dengan jari yang terpasang sarung tangan.inspeksi mukosa terhadap warna, tekstur, hidrasi, dan lesi.
·      Beri klien kesempatan untuk beristirahat dengan menutup mulutnya, jika ia lelah.
·      Anjurkan klien untuk mengangkat kepala sedikit ke belakang dan membuka mulut ketika menginspeksi faring.tekan lidah ke bawah ketika klien berkata “ah”. Amati faring terhadap kesimetrisan ovula. Periksa tonsil apakah meradang atu tidak.
Palpasi mulut
·      Pemeriksa duduk berhadapan dengan klien.
·      Anjurkan klien membuka mulut, pemeriksa memakai sarung tangan.
·      Pegang pipil di antara ibu jari dan tangan (jari telunjuk berada di dalam). Lakukan palpasi secara sistematis dan kaji adanya tumor, pembengkakan atau adanya nyeri.
·      Palpasi dasar mulut dengan menginstruksikan klien untuk mengatakan “el”, lalu dengan jari telunjuk tangan kanan lakukan palpasi dasar mulut secara sitematis, sedangkan ibu jari menekan bawah dagu untuk mempermudah palpasi.
·      Palpasi lidah dengan menginstruksikan klien untuk menjulurkan lidah dan lidah dipegang dengan kasa steril menggunakan tangan kiri. Lakukan palpasi lidah, terutama bagian belakang dan batas-batas lidah dengan menggunakan jari telunjuk kanan.
Teknik Pemeriksaan
Kemungkinan yang Ditemukan
Inspeksi

·         Bibir
Sionasis, pucat, seilosis
·         Mukosa oral
Bercak kanker
·         Gusi
Gingivitis, penyakit periodontal
·         Gigi
Karies dentis, ompong.
·         Langit-langit mulut
Torus palatines
·         Lidah, termasuk

Papilla
Glositis
Simetris
Paralisis saraf cranial ke-12
Lesi
Kanker lidah
·         Dasar mulut
Kanker
·         Faring, termasuk

Warna atau eksudat
Faringitis
Simetri dari langit-langit lunak ketika pasien mengucapkan “ah”
Paralisis saraf karnial ke-10
v  Pemeriksaan Leher.
a.         Tujuan
·      Menentukan struktur integritas leher.
·      Mengetahui bentuk leher serta organ yang berkaitan.
·      Memeriksa sistem limfatik.
b.      Persiapan alat
·      Stetoskop.
c.       Prosedur pelaksanaan
Inspeksi
·      Atur pencahayaan dengan baik.
·      Anjurkan klien untuk melepas baju atau benda apapun yang menutupi leher.
·      Amati bentuk leher, warna kulit, (adanya) jaringan parut, pembengkakan, (adanya) massa. Pengamatan dilakukan secara sisitematis mulai dari garis tengah sisi depan leher, samping, dan belakang.
·      Inspeksi tiroid dengan menginstruksikan klien untuk menelan dan mengamati gerakan kelenjar tiroid pada takik suprasternal. Normalnya, kelenjar tiroid tidak dapat dilihat kecuali pada orang yang sangat kurus.
·      Minta klien untuk memfleksikan leher dengan dagu kedada  hiperekstensikan leher sedikit kebelakang, dan gerakan menyamping ke masing-masing sisi kemudian ke samping sehingga telingga bergerak kea rah bahu. Hal ini dilakukan untuk menguji otot-otot sternomastoideus dan trapezius.

Palpasi
·      Untuk memeriksa nodus limfe, buat klien santai dengan leher sedikit fleksi ke depan atau mengarah ke sisi pemeriksa untuk merelaksasikan jaringan dan otot-otot.
·      Gunakan bantalan ketiga jari tengah tangan dan memalpasi dengan lembut masing-masing jaringan limfe dengan gerakan memutar.
·      Periksa setiap nodus dengan urutan sebagai berikut
Ø Nodus oksipital pada dasar tengkorak.
Ø Nodus auricular posterior di atas mastoid.
Ø Nodus preaurikular tepat di depan telinga.
Ø Nodus tonsilar pada sudut mandibula.
Ø Nodus submental pada garis tengah beberapa cm di belakang ujung mandibula.
Ø Nodus sukmaksilaris pada garis tengah di belakang ujung mandibula.
Ø Nodus servikal superficial, superficial terhadap sternomastoideus.
Ø Nodus servikal posterior, sepanjang tepi anterior trapezius.
Ø Nodus supraklavikula, dalam suatu sudut yang terbentuk oleh klavikula dan sternokleidomastoideus.
·      Palpasi kelenjar tiroid, dengan cara:
Ø Letakkan tangan pada leher klien.
Ø Palpasi fosa suprasternal dengan jari telunjuk dan jari tengah.
Ø Instruksikan kilen untuk minum atau menelan agar memudahkan palpasi.
Ø Jika teraba kelenjar tiroid, pastikan bentuk, ukuran, konsistensi, dan permukaannya.
·      Palpasi trakea dengan cara:
Ø Pemeriksa berdiri di samping kanan klien.
Ø Letakkan jari  tengah pada bagian bawah trakea dan raba trakea ke atas, ke bawah, dan ke samping sehingga kedudukan trakea dapat di ketahui.
Teknik Pemeriksaan
Kemungkinan yang Ditemukan
Inspeksi leher
Jaringan parut, massa, tortikolis
Palpasi kelenjar limfe
Limfadenopati servikal karena inflamsai, malignansi
Inspeksi dan palpasi posisi trakea
Penyimpangan trakea
Inspeksi kelenjar teroid.
Goiter, nodulus
·         Pada saat istirahat

·         Ketika pasien menelan air

Dari belakang pasien, palpasi kelenjar tiroid, termasuk istimus dan lobus lateral.
Goiter, nodulus, nyeri tekan tiroid
·         Pada saat istirahat

·         Ketika pasien menelan air


Tidak ada komentar:

Posting Komentar