PEMBAHASAN
A.
Definisi
Tuberkulosis
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi
spesifik pada manusia dan hewan, disebabkan oleh Mycrobacterium Tuberculosis
dengan perjalanan penyakit yang menahun menimbulkan reaksi yang bermacam-macam
terhadap basil tersebut dengan proses penyakit yang dapat setempat pada tempat
masuknya diikuti kelainan pada kelenjar regional, tetapi dapat juga menyebar
kesemua organ tubuh denagn menumbulkan kerusakan yang progresif. Reaksi
jaringan yang khas akibat adanya basil tersebut adalah terjadinya pembentukkan
tuberkel.
B.
Distribusi
Geografis
Infeksi dengan mikrobakteri ini tersebar
luas diseluruh dunia. Sumber infeksi tuberkulosis pada manusia adalah penderita
tuberkulosis, tetapi ternak penghasil susu juga dapat berperan.Tingginya angka
kesakitan, beratnya penyakit dan jenis-jenis gejala klinik dengan
ditimbulkannya dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi, faktor keturunan dan
ras dan berbagai faktor lainnya. Kondisi lingkungan hidup misalnya migrasi dari
penduduk, faktor nutrisi dan peperangan dapat mempengaruhi perjalanan penyakit
baik secara perorangan maupun secara epidemiologis. Dengan demikian distribusi
dan prevelensi dari penyakit dapat berubah dengan cepat.
C.
Penyebab
Tuberkulosis
Penyebab tuberkulosis pada manusia dan
hewan-hewan mamalia lainnya adalah mycrobacterium tuberculosis, mycrobacterium
bovis, mycrobacterium avium, dan mycrobacterium microti. Di negara-negara
dengan angka tuberkulosis yang tinggi pada sapi perah, infeksi tuberkulosis
pada manusia umumnya disebabkan oleh mycrobacterium tipe bovis.
Mycrobacteria adalah organisme berbentuk
batang yang kerapkali menunjukkan sifat pleomorfisme, tergantung strainnya dan
juga pada sumber biakan, apakah in vivo ataukah in vitro. Ukuran bakteri
berkisar antara 1-4 mikron x 0,2 sampai 0,5 mikron. Bakteri ini pada pewarnaan
grampositif dan tahan asam yang merupakan sifatnya yang sangat khas. Basil
tuberkulosis ini bersifat aerob dan mampu tumbuh dalam biakan sederhana yang
mengandung garam mineral, glukosa atau gliserol sebagai sumber karbon, dengan
asam amino atau protein hydrolysate sebagai sumber nitrogen. Virulensi kuman
dapat ditentukan melalui binatang percobaan atau dengan mengetahui ciri-ciri
khas kuman dalam biakan dan sifat
biokimianya.
Diferensiensi berbagai spesies
mycrobacterium dapat dilakukan dengan memperhatikan pertumbuhan kuman dan
medium Loewenstein, ada tidaknya pembentukkan cord (tali) dalam pertumbuhannya
pada medium, benyak sedikitnya produksi asam nikotin, penghambatan oleh
streptomissin dan isoniazid dan patogenitas kuman terhdapa binatang percobaan
yaitu marmot, kelinci, hamster, tikus, dan kera.
D.
Epidemiologi
Basil tuberkulosis menginfeksi seseorang
memalaui pernafasan atau melalui mulut berupa makanan yang berasal dari
hewan-hewan sakit. Tuberkulosis merupakan penyakit endemik, oleh karena sekali
ia menginfeksi suatu kelompok populasi, penyakit ini akan tetap berada untuk
seterusnya dalam populasi tersebut. Meskipun demikian tuberkulosis jarang
berubah bentuk menjadi epidemi yang sebenarnya. Terdapat hubungan yang nyata
antara insidens infeksi, angka kesakitan dan angka kematian. Insidens infeksi
merupakan akibat dari kontak dengan sumber infeksi yaitu sputum penderita yang
posistif dengan kuman tuberkulosis yang tidak diisolasi, terutama pada
lingkungan hidup yang sangat padat. Insidens sangat dipengaruhi oleh keadaan
kesehatan masyarakat, penemuan dini dari penderita dan isolasi
penderita-penderita tuberkulosis aktif; sedangkan angka kesakitan dan angka
kematian terutama dipengaruhi oleh kepekaan masing-masing individu atau
populasi, kepadatan infeksi, efektifitas pengobatan, gizi umum, kegiatan fisik
penderita dan faktor-faktor lainnya. Dibanding dengan 100 tahun yang lalu, baik
angka kesehatan maupun angka kematian penderita banyak menurun.
E.
Tanda
dan Gejala
a. Berat
badan tidak naik atau turun selama lebih dari 4 minggu
b. Kehilangan
gairah dan mungkin juga berat badan selama 2 sampai 3 bulan
c. Salah
satu dari (a/b) yang dijelaskan diatas disertai dengan mengi dan atau batuk
yang sesekali dapat menyerupai batuk kejan
d. Demam
atau meriang selama lebih dari 1 minggu tanpa penyebab yang jelas
e. Salah
satu diantara(a,b dan c) serta tanda adanya cairab pekat pada salah satu sisi
dada
f. Perut
membuncit terutama bila teraba benjolan dan yang tetap bertahan selama
pemberian obat cacing
g. Diare
kronis
h. Jalan
timbang punggung kaki sukar membungkuk
i.
Tulang belakang membungkuk
j.
Sakit kepala dan mudah tersinggung
k. Pembengkakan
kelenjar getah bening
l.
Sinus atau luka yang mengeluarkan secret
m. Abses
kelenjar getah bening
n. Pembengkakan
lutut
F.
Patologi
1.
Tuberkulosis
Primer
Jika kuman tuberkulosis menyerang paru
orang sehat, reaksi radang akut akan terjadi. Monosit akan menggantikan sel-sel
leukosit polimorfonuklear. Basil tuberkulosis yang mengalami fagositosis,
ternyata maupun berkembang biak di dalam sel sebaik kemampuannya berkembang
biak ekstraseluler, bahkan kerusakan sel dapat terjadi pada masa ini.
Penumpukan sel-sel monosit ini kemudian diikiuti dengan pembentukkan sel-sel
epitelioid dan sel raksasa langhan. Akhirnya terjadi nekrosis pengijuan di
bagian tengah dari granuloma, salah satu yang mempengaruhi terjadinya adalah
reaksi hipersensitif yang lambat. Jika
keadaan tuan rumah baik, maka proses penyakit akan segera diakhiri dengan pembentukan kapsul di sekitar lesi
oleh eleman-elemen limfosit dan fibroblas. Sebaliknya jika kondisi tuan rumah
baik maka tubercel akan tumbuh dan
berkembang ke jaringan di sekitarnya termasuk saluran limfe, pembuluh darah dan
bronki.dengan demikian akan terjadi
penyebaran yang luas,tuberkulosis milier,atau mengenai satu organ yang jauh dari lesi primer .yang
disebut lesi primer adalah daerah terbatas tempat masuknya basil kedalam
jaringan untuk pertama kalinya beserta nodusi limfe regional.sering kali lesi
primer ini terjadi didalam paru-paru beserta
daerah subpleura dari lobus atas paru dan nodus limfe regional. Semuanya ini
disebut Ghon complex. Primer kompleks ini juga dapat terjadi pada tonsil dan nodus limfe servikal atau
pada nodus limfe mesenterik di dalam usus halus.
2.
Tuberkulosis
pascaprimer
Reinfeksi baik secara endogen maupun eksogen dapat
terjadi setiap saat sesudah adanya infeksi primer. Jika tuan rumah sangat
hipersensitif, maka reaksi deposisi hasil tuberkulosis akan berlangsung dengan
proses pengijuan yang ekstensif (caseous pneumonia) dikenal 2 golongan
tuberkulosis pascaprimer yaitu tuberkulosis sekunder dan tuberkulosis tertier.
Tuberkulosis sekunder berjalan akut dengan manifestasi alergi yang lebih berat,
sedangkan tuberkulosisi tertier berjalan kronik dan produktif. Tuberkulosis
pada organ urogenital dan tulang serta lupus vulgaris termasuk golongan
tuberkulosis tertier, sedangkan meningitis tuberkulosis, tuberkulosis milier
leuritis eksudatif dan peritonitis tuberkulosis termasuk golongan tuberkulosis
sekunder.
G.
Gambaran
Klinik
Gambaran klinik tuberkulosis tergantung
pada jenis proses tuberkulosis, lokalisasi proses dan beratnya kelainan. Oleh
karena itu, gejala-gejala dan keluhan penderita sangat berbeda-beda tergantung
pada lokalisasi dan parahnya penyakit. Meskipun demikian pada umumnya setiap
penderita tuberkulosis akan mengalami gejala umum berupa lemah badan, penurunan
berat badan, meningkatnya suhu tubuh,
keringat malam sering terjadi, berubahnya gambaran hitung leukosit darah
perifer dan meningkatnya laju endap darah. Remisi dan relaps sering terjadi
terutama pada tuberkulosis paru.
H.
Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosa tuberkulosis,
anamnesa adanya penularan, gambaran klinik dari penyakit dan pemeriksaan sinar
X sebaiknya dilakukan bersama-sama. Meskipun demikian, kesalahan menentukan
diagnosis masih dapat terjadi. Oleh karena itu diperlukan sarana bantu untu menegakkan
diagnosis pasti yaitu tes kulit tuberkulin, menemukan dan membiarkan kuman
tuberkulosis dan tes serologi.
Untuk tes tuberkulin dilakukan suntikan
intradermal dengan OT (Old Tuberculin) atau PPD (Purified Protein Derivate ).
Tes tuberkulin ini dikenal sebagai tes mantoux. Pada orang atau hewan yang
terinfeksi kuman tuberkulosa reaksi kulit lambat yang khas akan terjadi dalam
waktu 24 jam. Reaksi ini mula-mula berbentuk sebagai daerah yang mengeras
kemerahan dan sering kali di ikuti dengan nekrosis sentral. Rekasi ini tetap
bertahan dalam waktu paling sedikit 48 jam dan akan semakin panjang apabila
terjadi nekrosis. Reaksi kulit dibaca 48 sampai 72 jam sesudah suntikan dengan
bahan antigenikn dilakukan. Reaksi silang dapat terjadi dengan penderita yang
mengalami infeksi Histoplasma Capsulatum.
Penafsiran
arti dari tes kulit adalah sebagai berikut :
a. Reaksi
Positif berarti :
1. Infeksi
yang aktif sedang berlangsung
2. Infeksi
lama yang sudah berhenti
3. Pernah
mendapatkan vaksinasi BCG
4. Reaksi
yang lemah merupakan reaksi yang tidak spesifik
b. Reaksi
Negatif berarti :
1. Tidak
ada infeksi
2. Fase
prealergik infeksi yang baru terjadi
3. Infeksi
lama yang sudah berhenti berjalan ke reaksif negatif
4. Fase
akhir dari anergi
Selain berguna untuk
mendukung diagnosis, tes tuberkulin sangat bermanfaat untuk penelitian
epidemiologik, pemantauan individu yang sering mengalami reinfeksi dan untuk
mencari penderita-penderita baru dalam suatu lingkungan populasi.
Isolasi dari kuman Mycobacterium
Tuberculosis pada sediaan berasal dari penderita akan memastikan adanya infeksi
tuberkulosis pada seseorang. Meskipun demikian tidak boleh dilupakan bahwa
beberapa jenis organisme saprofit ada yang juga bersifat tahan asam. Isolasi
dari kuman juga dperlukan jika dilakukan tes kepekaan kuman terhadap
obat-obatan.
Diantara tes serologi
untuk menegakkan diagnosis tuberkulosis, yang merupakan pilihan pertama adalah
tes hemaglutinasi dari middlebrook dubos. Untuk melaksanakan tes ini, sel darah
merah tipe O dari manusia atau biri-biri disensitisasi dengan old tuberkulin
dan ditambahkan pada serum penderita. Jika terdapat antibodi maka sel darah
merah akan mengalami aglutinasi. Salah satu hambatan dalam melaksanakan tes ini
adalah adanya kemungkinan terjadinya reaksi positif palsu.
I.
Pengobatan
Sebenarnya pengobatan
terhadap penderita-penderita tuberkulosis paling baik jika dilakukan dirumah
sakit atau sanatorium, meskipun jenis tertentu dapat dirawat dirumah penderita sendiri. Obat
pilihan untuk tuberkulosis yang mula-mula adalah kombinasi antara streptomisin, isoniazid dan
PAS (Para-Aminosalicylic-Acid) kini berubah ke isonoazid dan pyrazinamide.
Salah satu masalah dalam pengobatan tuberkulosis ialah lamanya jangka pemberian
obat yang mengurangi kepatuhan penderita dalam melakukan pengobatan secara
teratur dan terus-menerus.
Takaran pemberian obat
anti tuberkulosa :
1. Isoniazid :
Dewasa 5-10 mg/kg BB/hari
Anak 15-20 mg/kg BB/hari
2. Etambutol :
15-25 mg/kg BB/hari
3. Rifampisin :
Dewasa 450-600 mg dosis tunggal perhari
Anak 10-20 mg/kg BB/hari, tidak lebih dari
600 mg
4. Streptomisin :
0,75-1 gram perhari\
5. Pyrazinamide : 20-35
mg/kg BB/hari
Salah satu pengobatan
tuberkulosis cara kombinasi yang saat ini dianjurkan adalah :
a. Empat
minggu pertama penderita mendapatkan rifampisin 450 mg, 400 mg isoniazid dan
1500 mg pyrazinamide setiap hari
b. Sesudah
itu paling sedikit 12 minggu kemudian diberikan 600 mg rifampisin dan 700 mg
isoniazid 2 kali seminggu
c. Pengobatan
kombinasi dilakukan oleh karena mulai terjadinya kekebalan kuman
tuberkulosis terhadap isoniazid dan
berbagai obat antituberkulosis lainnya
J.
Pencegahan
1. Mencegah
Infeksi
Cara yang paling utama
untuk mencegah terjadinya penularan adalah menemukan penderita-penderita yang
aktif atau yang sputumnya positif. Pendidikan kesehatan dan penjelasan perihal
cara penularan penyakit tuberkulosis pada penderita hendaknya dilakukan untuk
mengurangi penyebaran kuman tersebut.
2. Imunisasi
Aktif
Pemberian vaksin BCG
merupakan tindakan yang paling praktis untuk mencegah tuberkulosis di banyak
negara. Dengan vaksinasi ini maka angka kesakitan maupun kematian akibat
tuberkulosis bisa ditekan serendah mungkin. Vaksin BCG dapat diberikan dengan
cara suntikan intradermal atau secara multiple puncture. Di negara-negara dengan
angka kematian yang tinggi akibat tuberkulosis, vaksinasi hendaknya diberikan
kepada seluruh penduduk sedangkan bila angka kematian akibat tuberkulosis
sangat rendah, hanya orang-orang yang bekerja dirumah sakit misalnya dokter,
perawat, mahasiswa kedokteran dan labolatorium, orang-orang yang berhubungan
dengan penderita tuberkulosis di rumah penderita dan petugas-petugas rummah
perawatan sakit jiwa dan penjara, diberikan vaksinasi BCG.
3. Pengobatan
Pencegahan
Memberikan obat-obatan anti
tuberkulosis terhadap orang-orang sehat sebagai pencegahan terhadap infeksi
tuberkulosis masih belum jelas efek dan kegunaannya. Apalagi obat-obatan anti
tuberkulosis harus diberikan untuk waktu yang panjang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar