A.
Pengertian Yodium
Yodium
merupakan zat essensial bagi tubuh, karena merupakan komponen dari Hormon
tiroksin. Terdapat dua ikatan organik yang menunjukkan bioaktifitas hormon ini,
ialah trijodotyronin T3 dan Tetrajodotyronin T4, yang terakhir juga disebut
juga Tiroksin. (Sediaoetama, 2006). Dalam tubuh terkandung sekitar 25 mg yodium
yang tersebar dalam semua jaringan tubuh, kandungannya yang tinggi yaitu
sekitar sepertiganya terdapat dalam kelenjar tiroid dan yang relatif lebih
tinggi dari itu ialah pada ovari, otot, dan darah.
Yodium
diserap dalam bentuk yodida, yang di dalam kelenjar tiroid dioksidasi dengan
cepat menjadi yodium, terikat pada molekul tirosin dan tiroglobulin.
Selanjutnya tiroglobulin dihidrolisis menghasilkan tiroksin dan asam amino
beryodium, tiroksin terikat oleh protein. Asam amino beryodium selanjutnya
segera dipecah dan menghasilkan asam amino dalam proses deaminasi,
dekarboksilasi dan oksidasi (Kartasapoetra, 2005).
B.
Anjuran Asupan Yodium Setiap
Hari Di Dalam Makanan
- Dosis 50 µg/hari untuk kisaran usia 0-12 Bulan.
- Dosis 90 µg/hari untuk kisaran usia 1-6 tahun.
- Dosis 120 µg/hari untuk kisaran usia 7-12 tahun.
- Dosis 150 µg/hari untuk kisaran usia 12-Dewasa.
- Dosis 200 µg/hari untuk kisaran Ibu hamil dan menyusui. (Arisman, 2004).
C.
Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium
Gangguan
akibat kekurangan yodium adalah sekumpulan gajala yang dapat ditimbulkan karena
tubuh seseorang kekurangan unsur yodium secara terus-menerus dalam waktu cukup
lama. (DepKes RI, 2000).
Gangguan
akibat kekurangan yodium adalah rangkaian kekurangan yodium pada tumbuh kembang
manusia, Sprektum seluruhnya terdiri dari gondok dalam berbagai stadium, kretin
endemik yang ditandai terutama oleh gangguan mental, gangguan pendengaran,
gangguan pada aak dan dewasa, sering dengan kadar hormon rendah angka lahir dan
kematian janin meningkat (supariasa, 2001).
D.
Masalah Yang Timbul Akibat
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
1.
Defisiensi pada janin
Pengaruh
utama defisiensi yodium pada janin ialah kretinisme endemis. Gejala khas
kretinisme terbagi menjadi dua jenis, yaitu jenis saraf yang menampilkan tanda
dan gejala seperti kemunduran mental, bisu-tuli dan diplegia spastik. Jenis
kedua yaitu bentuk miksedema yang memperlihatkan tanda hipotiroidisme dan
dwarfisme (Arisman, 2004)
2.
Defisiensi pada bayi baru
lahir.
Selain
berpengaruh pada angka kematian, kekurangan yang parah dan berlangsung lama
akan mempengaruhi fungsi tiroid bayi yang kemudian mengancam perkembangan otak
secara dini. (Arisman, 2004)
3.
Defisiensi pada anak dan remaja
Kekurangan
yodium pada anak khas terpaut dengan insiden gondok. Angka kejadian gondok
meningkat bersama usia, dan mencapai puncaknya setelah remaja. Prevalensi
gondok pada wanita lebih tinggi daripada lelaki. Total Goitre Rate (TGR) anak
sekolah lazim digunakan sebagai petunjuk dalam perkiraan besaran GAKY
masyarakat suatu daerah. Gangguan pada anak dan remaja akibat kekurangan Yodium
yaitu Gondok, hipoiroidisme Juvenile dan perkembangan fisik terhambat.
(Arisman, 2004)
4.
Defisiensi pada Dewasa
Pada
orang dewasa, kekurangan yodium menyebabakan keadaan lemas dan cepat lelah,
produktifitas dan peran dalam kehidupan sosial rendah (isna, 2009), Gondok dan
penyulit, Hipotiroidisme, Hipertiroidisme diimbas oleh yodium. (Arisman, 2004).
5.
Defisiensi pada ibu hamil
Pada
ibu hamil menyebabkan keguguran spontan, lahir mati dan kematian bayi,
mempengaruhi otak bayi dan kemungkinan menjadi cebol pada saat dewasa nanti.
Seorang ibu yang menderita pembesaran gondok akan melahirkan bayi yang juga
menderita kekurangan yodium. Jika tidak segera diobati, maka pada usia 1 tahun,
sudah akan terjadi pembesaran pada kelenjar gondoknya. (Isna, 2009).
6.
Defisiensi pada semua usia
Bentuk
gangguannya : Kepekaan terhadap radiasi nuklir meningkat (Arisman, 2004)
E.
Penanggulangan Dan Pencegahan
Akibat Kekurangan Yodium
a.
Penanggulangan
1.
Garam beryodium. Sesuai Kepres
no 69, 13 Oktober 1994,mewajibkan semua garam yang dikonsumsi,baik manusia
maupun hewan ,diperkaya dengan yodium sebanyak 30-80 ppm (Erna, 2004)
2.
Suplementasi yodium pada
binatang
3.
Suntikan minyak beryodium
(Lipiodol)
4.
Kapsul minyak beryodium.
(Arisman,2004).
b.
Pencegahan
Secara
relatif, hanya makanan laut yang kaya akan yodium : sekitar 100 μg/100 gr.
Pencegahan dilaksanakan melalui pemberian garam beryodium. Jika garam beryodium
tidak tersedia, maka diberikan kapsul minyak beryodium setiap 3, 6 atau 12
bulan, atau suntikan ke dalam otot setiap 2 tahun. (Arisman,2004).
F.
Kandungan yodium dalam makanan
Jenis makanan Keadaan segar(µ/gram) Keadaan
kering(µ/gram)
1.
Ikan air tawar 17 – 40 68
- 194
2.
Ikan air laut 163-3180
471-4591
3.
Kerang 308-1300 1292-4987
4.
Daging hewan 27-97 -
5.
Susu 35-56 -
6.
Telur (93) -
7.
Serealia biji 22-72
34-92
8.
Buah 0-29 62-277
9.
Tumbuhan polong 23-36
223-245
10.
Sayuran 12-201 204-1636
(Arisman, 2004)
G.
Pengertian Garam Beryodium
Garam
beryodium adalah garam yang telah diperkaya dengan yodiumyang dibutuhkan tubuh
untuk pertumbuhan dan kecerdasan.
Garam
beryodium adalah garam natrium Clorida yang diproduksi melalui proses Yodisasi
yang memenuhi Standart Nasional indonesia (SNI), mengandung yodium antara 30-80
ppm untuk konsumsi manusia atau ternak, pengasinan, ikan dan bahan penolong
industri pangan kecuali untuk pemboran minyak, Chlor Alkali Plan (CAP) dan
industri kertas pulp (Depkes RI, 2000).
a.
Persyaratan garam sehat
1.
Garam sehat adalah garam
konsumsi yang telah difortifikasi dengan yodium yang cukup untuk kebutuhan
tubuh yang mengandung kadar yodium antara 30-40 ppm dan kandungan air ≤ 5%.
2.
Garam Yodium diharuskan
dikonsumsi seluruh penduduk baik di daerah endemik maupun daerah bukan endemic
3.
Konsumsi garam yodium rata-rata
per orang 10 gr per hari dan kebutuhan ion yodium sebesar 150-200 mikrogram per
orang per hari bila konsumsi rata-rata.
b.
Pengelolaan Garam Sehat
1). Penyimpanan
Garam
yodium perlu disimpan di bejana atau wadah tertutup, Tidak kena cahaya, Tidak
dekat dengan tempat lembab air, hal ini untuk menghindari penurunan kadar
yodium dan meningkatkan kadar air, karena kadar yodium menurun bila terkena
panas dan kadar air yang tinggal akan melekatkan yodium. (Palupi, 2008).
2). Penggunaan Garam Yodium
Tidak
dibubuhkan pada sayuran mendidih, tetapi dimasukan setelah sayuran diangkat
dari tungku karena kadar kalium Iodate (KIO3) dalam makanan akan terjadi
penurunan setelah dididihkan 10 menit.
Kadar
Yodium juga akan menurun pada makanan yang asam, makin asam makanan, makin
mudah akan menghilangkan KIO3 dari makanan tersebut. (Palupi, 2008).
c.
Proses Perusak terhadap
Kandungan yodium
1.
Merebus (terbuka) kadar yodium
hilang ± 50 %
2.
Menggoreng kadar yodium hilang
± 35 %
3.
Memanggang kadar yodium hilang
± 25 %
4.
Brengkesan atau pepesan kadar
yodium hilang ± 10 %.
H.
Pengertian Kapsul Yodium
Kapsul yodium adalah preparat minyak beryodium dengan dosis tinggi
dan tiap kapsul berisi 200 mg yodium dalam larutan minyak.
a.
Sasaran
Kapsul
yodium diberikan kepada penduduk yang tinggal di daerah endemik sedang dan
berat (prevalensi ≤ 20%) setiap tahun sekali dengan ketentuan :
1.
Laki-laki : 0-20 tahun
2.
Perempuan : 0-30 tahun
3.
Semua ibu hamil dan menyusui
I.
Dosis pemberian Kapsul yodium
Kelompok Umur ( Tahun) Dosis pemberian kapsul yodium/tahun
1.
Bayi 0-1 ½ kapsul/tahun
2.
Balita 1-5 1 kapsul/tahun
3.
Wanita 6-35 2 kapsul/tahun
4.
Pria 6-20 2 kapsul/tahun
5.
Wanita hamil dan menyusui- 2
kapsul/tahun (Depkes, 2000)
II. Anemia
a.
Resep ramuan tradisional yang bisa digunakan
untuk mengatasi anemia. Untuk lebih jelasnya, simak uraian bahan dan cara
meraciknya berikut ini.
![](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
![](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.jpg)
![](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.jpg)
Bahan-bahan
Satu genggam daun bayam duri, satu buah kuning telur, dan satu sendok makan madu.
Satu genggam daun bayam duri, satu buah kuning telur, dan satu sendok makan madu.
Cara membuat
Daun bayam
duri dicuci bersih dan digiling sampai halus. Lalu campurkan setengah gelas air
masak, peras, dan saring. Masukkan satu buah kuning telur ayam dan satu sendok
makan madu, lalu dikocok sampai tercampur merata.
Cara memakai
Diminum dua kali sehari
dengan dosis satu gelas setiap kali minum.
![](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image007.jpg)
Bahan-bahan
Setengah genggam akar tapak liman, satu sendok makan madu murni, dan dua sendok teh air perasan jeruk nipis.
Setengah genggam akar tapak liman, satu sendok makan madu murni, dan dua sendok teh air perasan jeruk nipis.
Cara membuat
Akar tapak
liman dicuci bersih lalu digiling sampai halus. Tuangkan satu sendok makan madu
murni dan dua sendok teh air jeruk nipis, peras dan saring airnya.
Cara memakai
Diminum dua
kali sehari dengan dosis tiga sendok makan sekali minum.
Ramuan 3
Bahan-bahan
Anakan pohon pisang kepok dan garam.
Anakan pohon pisang kepok dan garam.
Cara membuat
Potong
anakan pohon pisang kepok yang baru setinggi sejengkal, lalu cuci sampai bersih
dan diparut. Bubuhi satu sendok makan garam dan air secukupnya, lalu peras dan
saring airnya.
Cara memakai
Diminum dua
kali sehari dengan dosis tiga sendok makan sekali minum.
b. Anemia dapat disembuhkan dengan mengkonsumsi
tablet besi ataupun Tablet Tambah Darah (TTD). Ibu hamil pada umumnya diberikan
dosis sebanyak satu tablet setiap hari berturut-turut selama 90 hari saat
masa-masa kehamilan.
TTD tersebut mengandung
200 mg ferrosulfat, yang mana hal tersebut setara dengan 60 miligram besi
elemental dan 0.25 mg asam folat. Dalam beberapa kasus, pemberian preparat besi
ini mempunyai efek samping. Efek samping tersebut diantaranya berupa mual,
nyeri lambung, muntah, diare, serta kesulit buang air besar. Untuk mencegah
efek samping tersebut terjadi dianjurkan mengkonsumsi TTD setelah makan saat
malam hari.
III. Kurang gizi
1.
Pengertian Nutrisi
Dalam Kehamilan
Nutrisi pada ibu hamil adalah makanan yang memenuhi menu
seimbang. Menu seimbang yaitu menu yang pas takaran semua zat gizinya yang
dibutuhkan tubuh ibu hamil setiap harinya.
2.
Penyebab Kurang
Nutrisi
Penyebab kurangnya nutrisi pada ibu hamil yaitu kurang
pengetahuan dan motivasi tentang nutrisi serta ekonomi yang rendah.
3.
Tanda dan Gejala
kurang Nutrisi
a. Tidak bergairah
b. Lesu
c. Kurus
d. Mudah lelah
e. Bingung
f. Tidak ada nafsu makan
g. Pucat
4.
Akibat kurang nutrisi
a. Gangguan pada ibu
b. Pertumbuhan serta perkembangan janin terhambat
c. Bayi lahir preterm (sebelum waktunya)
d. Bayi lahir kecil
5.
Cara untuk mengatasi masalah
nutrisi pada ibu hamil.
a. Memantau kenaikan berat badan ibu hamil
b. Memotivasi ibu hamil untuk mengkonsumsi makanan yang
bergizi sesuai diet.
6.
Tindakan yang harus
dilakukan untuk mencegah kurang nutrisi pada ibu hamil.
Tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah kurangnya nutrisi pada ibu hamil yaitu dengan memperhatikan kebutuhan nutrisi ibu hamil.
Tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah kurangnya nutrisi pada ibu hamil yaitu dengan memperhatikan kebutuhan nutrisi ibu hamil.
7.
Jenis nutrisi untuk
ibu hamil
a.
Nutrisi yang
mengandung zat besi, protein dan Vitamin C.
1) Bahan makanan yang mengandung zat besi
1) Bahan makanan yang mengandung zat besi
a)
Umbi : beras ketan hitam.
b)
Kacang-kacangan,
biji-bijian dan hasil olahannya : kacang kedelai (kering dan basah), kacang
hijau, kacang merah, (segar rebus, kering rebus), kecap, ketumbar, oncom
kedelai, oncom pepes, tempe kedelai murni.
c)
Daging dan hasil
olahannya : ayam, hati sapi, daging sapi, usus sapi, otak.
d)
Telur dan hasil
olahannya : telur ayam, kuning telur ayam, telur bebek.
e)
Ikan, kerang, udang
dan hasil olahannya.
f)
Sayur dan olahannya :
bayam (segar, kukus), daun bawang, daun kacang panjang, daun ubi jalar, daun
katuk, daun singkong (rebus), daunt alas, kangkung (rebus), selada air, pecai.
g)
Buah-buahan : alpukat,
belimbing, jambu biji, durian, kedondong, pepaya, salak, pisang siam
h)
Susu dan hasil
olahannya : keju, susu kambing, susu sapi
i)
Serba-serbi : daun
cincau, jahe, kunyit, serbuk coklat, teh, coklat manis dan batang.
j)
Makanan jajanan :
bacang (1bh), bika ambon (1 pt), bakso (1 ps), gado-gado, karedok, keripik
tempe goreng, siomay, toge goreng dan tempe goreng.
2)
Bahan makanan yang
mengandung protein hewani seperti : hati, ikan, daging, telur, dll, sumber
nabati seperti sayur hijau, tempe, tahu, dan buah-buahan , Kacang-kacangan dan
padi-padian,
3)
Bahan makanan yang
mengandung vitamin C : kentang, pepaya, tomat, jeruk
4)
Hindari konsumsi bahan
makanan yang mengandung zat-zat yang dapat menghambat penyerapan zat besi
seperti : kopi, fosvitin dalam kuning telur, protein kedelai, calsium dan serat
yang terdapat dalam bahan makanan.